Inspiratif

http://barelan.blogspot.co.id/

Gabung bersama blog saya dengan click link di atas.

Tinggal Kenangan

         Hati ini sangat merindukan wajah yang membawa ku cinta, setiap malam diriku terbayang wajahnya,”gimana ya keadaan dessy disana?” ucap hatiku yang s’lalu rindu padanya.  Ku masih ingat saat kami bersam-sama dulu, saling memendam perasaan , tersenyum ketika bertatap pandang,  tapi kini dessy telah pergi untuk slamanya. Air mata ini mengalir setiap kali aku teringat padanya , dialah bidadari hatiku, dialah wanita pertama ku cintai kenangan ini sulit untuk aku lupakan karna dia s’laluterbayang di dalam memory otak ku

            Di saat dulu aku ingin mengatakan cinta padanya di taman dekat sekolah kami. Dessy berkata kepadaku.”bukannya Dessy enggak mau tapi, hidup dessy enggak lama lagi “ itu kata sebelum dessy sebelum menerima cintaku ,,,. “ Tapi abang telanjur cinta kepada dessy gimana bisa hilang begitu saja.” Waktu t’rus bergulir , hari demi hari, waktu demi waktu, dan tahun demi tahun berlalu . “hati kecilku berkata mungkin dessy cuman bohongin aku pas waktu ku ingin nyatakan cinta padanya”.

            Pada suatu malam aku mengajak Dessy ke taman bunga, tempat dimana dulu kami saling menyatakan isi hati kami masing-masing .” lihat di sana ada bintang yang saling berdekatan , tapi mengapa ya lama-kelamaan mereka menjauh dan akhirnya terpisah, munhkinkah ini akan terjadi kepada kita berdua” ucap si Dessy sambil memandang 2 bintang yang terus menjauh…..” Hyusssss….. jangan ngomong gituan, walaupun kita akan berpisah tapi perasaan cinta akan s’lalu ada” latang aku. Emtah kenapa Dessy tba-tiba pingsan, kepanikan ku semakin membara entah seperti bola api yang turun dari atas langit . Tanpa pikir panjang aku membawa Dessy ke RS yang terdekat . setiba aku di rumah sakit , dokter langsung menangani Dessy dan di bawa ke ruang UGD , aku menunggu di ruang ruang tunggu . Entah kenapa s’lalu terbayang di benak otakku ucapan Dessy, sebelum Dessy pingsan , aku langsung ngambil hp dan langsung memberi tahu sanak family Dessy……..” Sudah 4 jam aku dan keluarga Dessy nunggu dengan perasaan sedih…”!!.  “ Tiba-tiba Dokter keluar dari ruang UGD dengan wajah yang kacau , aku langsung ngampiri dikter,” Gimana dok keadaan Dessy sekarang ?” aku nanya dengan wajah yang sanagt panik ,” umur Dessy g’ lama lagi” dengan wajah yang meneguk ke bawah,” dok penyakit apa yang di derita Dessy dok?” aku nanya lagi “ Dessy terkena kanker otak stadium 4 “. Tanpa basa- basi lagi aku langsung masik ke ruang UGD dan melihat Dessy yang terbaring lemas di atas tempat tidur

**************************

            Setiap hari aku datang untuk menjenguk Dessy di RS . hari-hari telah berlalu dan Dessy merasa agak membaik . Ketika Dokter datang ingin meriksa Dessy ,” Dok gimana keadaan Desyy ?” Dokter sambil tersenyum mengatakan “ Alhamdulilah , keadaan Dessy sudah membaik” aku denga hati senang gembira” Dok boleh g’ saya saya bawa pu;ang Dessy ke rumah istirahat?” aku nanya lagi “ silahkan tapi jaga makan dan lebih banyak istirahat “ pesan untuk Dessy dari Dokter.

            Sekarang Dessy duduk di korsi rida dan kepalanya memakai penutup kepala seperti orang tua,, karna rambut Dessy mulai rontok . Betapa sedih hatiku ketika melihat Dessy  yang mengalir air matanya…. Aku berfikir keras untuk membuat Dessy tersenyum seperti dulu lagi .”Tak ada cara lain selain Dessy dibawa ke taman bunga , mungkin Dessy di sana baru tersenyum” dalam hatiku ,,, akhirnya aku membawa Dessy ke taman bunga pada sore hari ,,, Aku melihat mata Dessy berkaca-kaca ketika ia melihat bunga yang di ada di taman,, Aku membawa Dessy ke sebatang pohon dan mengukir namaku dan Dessy di batang tersebut… waktu semakin larut, aku mengajak Dessy pulang

            Waktu terus berlau tiba-tiba Dessy pingsan lagi seperti dulu aku yang hari itu sedang di rumah Dessy ketika itu , langsung membawa Dessy ke rumah sakit dan sesampaidi sana Dessy di rawat dengan dokter yang sama . hati kecilku berdoa supaya g’ ada apa-apa dengan Dessy. Sudah lama aku dan keluarga Dessy nunggu di ruang tunggu, akhirnya dokter keluar dengan wajah yang sedih ,,.”Siapa disin yang bernama YUDI ?” aku langsung menjawab “ saya dok yang benama YUDI  emangnya ada apa dok ? “ dokter langsung jawab “ Dessyt’rus memanggil dek Yudi terus tu….” “ aku langsung lari ke ruangan UGD aku langsung menghampiri Dessy,,,,.” Ada  apa dek ?” aku nanya sama Dessy” bang Yudi jangan bersedih lagi ya, Dessy akan slalu ada di hati bang Yudi” walaupun raga Dessy t’lah pergi tapi cinta Dessy akan slalu ada di hati bang Yudi” aku menganggukan kepala” abang janji abang takkan bersedih lagi dan tunggu abang di  alam surga sana “…. Dan ketika itu Dessy menghembuskan nafas terakhit dengan wajah tersenyum.

            S’mua telah berakir sudah cerita cintaku… Kadang-kadang aku pergi ke taman bunga da pohon yang telah aku ukir nama kami di pohon tersebut . Di benak hatiku s’lalu terbayang wajah Dessy “ Biarlah smua akan jadi kenangan indah dan cerita cinta ini akan s’lalu aku kenang. Selamat jalan Dessy ,, aku sambil melihat foto di sama aku waktu dulu.

 

Aku Mau Sama Mama
Oleh : Pak Didik

“ma, nanti beliin ice cream ya!”
“iya. nanti aja ya! kalau udah turun dari mobil”
“tapi kok lama banget ma? aku udah ‘gak sabar makan ice cream!”
“iya! kamu yang sabar ya! sebentar lagi kita sampai kok”

Tisna dan keluarganya sedang berada di dalam mobil menuju ke kakek tisna di Kaliwungu. saat itu terasa sangat dingin, hembusan angin malam menusuk tulang menembus kaca mobil yang tertutup rapat. Tisna dan keluarganya berniat mengunjungi rumah kakek untuk merayakan malam takbiran di Kaliwungu.

“ma, tisna ngantuk! tisna boleh bobo’ ngga?”
“iya sayang! kamu tidur gih! nanti kalau sampai, mama bangunin ya!”
“okedeh mama!” tisna menjawabnya dengan lugu.

Tisna pun tertidur lelap malam itu didalam mobil. lantunan syair nina bobo terucap dari bibir merona sang ibu menemani tisna menuju alam mimpinya.

Lambaian angin malam menusuk seluruh bulu kuduk penumpang yang ada didalam mobil. termasuk ayah tisna yang mengemudikan mobil tersebut. angin yang halus menyentuh lembut kulit dan membuat semua orang terasa kantuk. jalanan yang ramai lancar membuat ayah Tisna memacu kendaraannya dengan kencang.

Tisna masih saja tertidur didekapan ibunya. malam yang gelap membuat semua orang didalam mobil tertidur, terkecuali ayah Tisna yang mengemudikan mobil.

ayah tisna masih saja menyetir mobil itu dengan harapan agar dapat cepat sampai ke tujuan, walaupun sebenarnya dia juga merasakan kantuk. dia memacu mobilnya semakin kencang karena melihat jalanan yang agak lengang. tak pernah disadari oleh ayah Tisna, kalau didepan ada tikungan yang menanjak dan curam dengan tebing yang terjal dibahu kanan jalan.

peristiwa itu pun tak dibisa dihindari oleh ayah tisna. dia terlambat membanting setir dan mengerem. mobil na’as mereka jatuh kedalam jurang tersebut dan 90persen badan mobil ringsek.

ayah tisna si pengemudi mengalami banyak pendarahan di kepala dan tewas di tempat. begitu pula ibu tisna yang duduk mendekap tisna dikursi bagian belakang. seluruh badan ibu tisna sudah tidak berbentuk. tangannya membelai badan tisna dan mengaliri permukaan pakaian tisna dengan darah.

ayah dan ibu tisna tewas dilokasi kejadian.

hanya Tisna satu-satunya penumpang mobil itu yang selamat. tisna berhasil selamat didalam dekapan lembut ibunya yang lebih dahulu pergi meninggalkan tisna.

saat itu, tisna masih lelap tertidur dan bermimpi. ia bermimpi sedang bersama dengan ibunya di sebuah taman indah sambil menjilati ice cream di genggamannya. ia sangat menikmati ice cream itu. sesekali ibu tisna ikut menikmati ice cream itu bersama tisna.

“Sayang, ice creamnya dihabisin ya! mama mau ke toilet sebentar!” saut mama tisna didalam mimpi tersebut.

“Mama disini aja. bantuin tisna makan ini. tisna ‘kan masih kecil. masa’ tisna makan ice cream besar banget? kan perut tisna gak muat, ma!”

“kamu lucu banget deh sayang! mama tambah gemes deh sama kamu, sayang! kamu makan aja ice creamnya sampai habis. biar nanti kamu cepet besar”

“iya mama. tapi mama nungguin aku ya!”

“sebentar tisna, mama mau ke toilet dulu! kamu duduk aja disini. mama gak lama kok”

“tapi tisna takut sendirian, ma! mama jangan pergi! kan tisna takut sendiri”

“jangan takut sayang! mama kan cuma sebentar. nanti mama kesini lagi kok. nanti mama jemput kamu disini lagi. kamu duduk aja disini, kan taman nya indah dan cantik, seperti kamu, sayang!”

“tapi, ma! tisna kan takut. tisna ikut mama ke toilet aja ya! tisna takut duduk sendiri disini”

“tunggu mama disini ya, sayang! nanti mama jemput kamu…”

mama tisna mengakhiri percakan di mimpi tisna tersebut. bayangan mama tisna memudar dan menghilang, membuat tisna tersadar dari tidurnya yang lelap.

tisna merasakan hal yang aneh. disekelilingnya sudah ada banyak orang berseragam hijau terang. seseorang membopong tisna dan membawa tisna ke dalam ambulance , dan memasangkan alat penglihat denyut nadi di tangan kanan tisna.

“Om, tisna besok mau lebaran sama mama, papa, dan kakek dirumah kakek!”

“iya tisna! besok kita semua juga lebaran sama kamu kok” jawab orang tersebut sambil merawat luka tisna didalam ambulance .

“om, kok om lari-lari sih? gak capek ya om?”

“enggak kok! kan om gendong kamu, kamu ringan banget, jadinya om gak capek! om juga mau deh bawa kamu kemana aja”

“Oh iya om! besok tisna mau lebaran pakai baju baru…, sepatu baru…, semuanya baru! kemarin tisna habis belanja sama mama, om!”

“iya tisna, besok kamu pakai baju baru! kan kamu bisa senang-senang besok! sambil makan ketupat…, lontong…, apa aja yang kamu suka!” jawab orang tersebut sambil menghibur tisna.

“eh, om! mama mana ya om? kok aku gak liat mama? papa juga dimana? masa aku ditinggal sendirian sih om?”

“mama sama papa kamu tadi ke….”

“kemana om? kok gak dilanjutin?”

“oh iya! mama sama papa kamu sudah sampai di nenek kamu”
“sampai dinenek om? kan nenek sudah meninggal, om!”

seketika orang tersebut kaget dan terperanjak. dia merasa sangat menyesal karena dia salah bicara. di sangat kasihan dengan nasib anak kecil yang lugu ini.

“oh! om salah ngomong, tisna! maksud om, mama sama papa kamu sudah sampai ke rumah kakek kamu! ini aja kita lagi didalam mobil, nanti kita ke rumah kakek kamu juga ya?”

“iya om! aku sudah tidak sabar! aku mau pakai baju baru!”
“iya tisna”
“Om, aku ngantuk. boleh tidur enggak? aku mau cepat-cepat menyusul mama! aku sudah gak sabar mau sama mama. dimobil ini baunya gak enak, om! bau obat!”

“iya. tisna boleh tidur kok”

“om, jangan lupa ya! nanti kalau sudah sampai, om bangunin tisna ya! oke om? jangan lupa ya? awas kalau om lupa. sekarang tisna mau tidur. om jangan ganggu ya? tisna gak sabar mau ketemu mama”

“iya tisna, om gak lupa kok” jawaban terakhir orang tersebut yang didengar oleh tisna. tisna sudah tertidur lelap di dalam ambulance tersebut.

beberapa saat kemudian, alat penglihat denyut nadi yang terpasang ditangan kanan tisna menunjukkan garis lurus. beberapa orang disamping tisna mulai panik. sebagian berusaha memompa jantung tisna dengan setrum. badan tisna sudah tidak dapat merespon.

hembusan halus nafas tisna sudah tidak terasa lagi ketika orang yang membopong tisna tadi mengarahkan jarinya ke hidung tisna. roh tisna sudah tidak bersama dengan jasadnya.

“Innalillahi Wa Innalillahi Rojiun…., Tisna! kamu kenapa menyusul mama kamu! maafin om, tisna! om tidak bisa mengantar kamu. maafin om karena salah bicara, tisna! Maafin Om!” tersendu tertetes deraian air mata orang tersebut ketika tisna benar-benar sudah tidak ada.

“Kenapa kamu menyusul mama kamu, Tisna? kamu harusnya masih disini tisna! kamu harusnya masih bisa berlebaran dengan kami! Maafin Om ya, Tisna!”